Berikut ini merupakan data Kepadatan Penduduk, IPM, Laju
Pertumbuhan Ekonomi dan Jumlah Penduduk Miskin kabupaten/kota di Sumatera
Selatan tahun 2012.
Kabupaten/Kota
|
Kepadatan Penduduk
(jiwa/km2)
|
IPM
|
LPE
(persen)
|
Jumlah Penduduk Miskin
(000jiwa)
|
OKU
|
120,57
|
74,01
|
7,32
|
37,6
|
OKI
|
43,52
|
71,45
|
6,57
|
109,8
|
Muara Enim
|
85,17
|
71,65
|
5,42
|
98,5
|
Lahat
|
91,88
|
72,29
|
6,04
|
66,4
|
Musi Rawas
|
44,14
|
69,01
|
5,49
|
96,2
|
Musi Banyuasin
|
40,1
|
73,15
|
4,00
|
106,9
|
Banyuasin
|
62,79
|
70,70
|
6,23
|
87,6
|
OKUS
|
58,3
|
72,29
|
6,51
|
34,6
|
OKUT
|
181,65
|
70,72
|
7,17
|
56,4
|
OI
|
154,08
|
70,52
|
6,91
|
50,3
|
Empat Lawang
|
87,13
|
69,69
|
6,16
|
30,7
|
Palembang
|
3961,75
|
77,38
|
8,86
|
206,1
|
Prabumulih
|
396
|
75,45
|
5,69
|
19,8
|
Pagar Alam
|
220,5
|
74,15
|
6,33
|
11,7
|
Lubuk Linggau
|
490,91
|
71,46
|
6,52
|
29,1
|
Dari data di atas, kita akan membuat analisis biplot yang
bertujuan untuk meringkas informasi dari suatu matriks data yang besar, yaitu
menyajikan matriks data yang berisi baris dan kolom ke dalam suatu plot yang
berdimensi dua. Selain menyajikan posisi relatif objek beserta variabel, metode
biplot juga menyajikan ragam dan korelasi antar variabel. Sebelum memulai
analisis biplot, langkah pertama yang harus terpenuhi adalah terpenuhinya
asumsi normalitas untuk data multivariate.
Pengujian
kenormalan distribusi multivariate
Untuk
menguji kenormalan data multivariate di atas, kita bisa menggunakan minitab
dengan membuat macro. Caranya adalah sebagai berikut :
* Masukkan
syntax qq pada macro minitab. Program Files - Minitab - English - Macro.
syntax qq
plot dapat diunduh di https://laci.bps.go.id/index.php/s/ajn2u5UHhRkfsvg.
* Buka
program minitab. Jangan lupa mengaktifkan Enable Commands pada menu editor.
*
Ketik perintah untuk memanggil syntax qq plot
MTB >
%qq.txt c2-c5
Lalu setelah
ditekan enter, akan muncul outputnya.
Dari output
di atas: Data memiliki distribusi normal multivariate.
Selain
dengan menggunakan qq plot, uji normalitas pada data multivariate juga dapat
menggunakan syntax mardia yang dapat diunduh pada link berikut : https://laci.bps.go.id/index.php/s/htaLpycQiiNHA6r
Cara-cara
untuk menjalankan macro mardia sama dengan qq plot. Terakhir, ketik syntax
untuk memanggil macro mardia :
MTB >
%mardia.txt c2-c5
diperoleh
output sebagai berikut :
Multivariate skewness
Data Display
b1
15,4084
z1
49,9733
pvalue
0,000223435
Multivariate kurtosis
Data Display
b2
27,3081
z2
0,924654
pvalue
0,355146
H0
: Data berdistribusi normal multivariate
H1
: Data tidak berdistribusi normal multivariate
Tolak
H0 : p-value < α
Berdasarkan
output Minitab diatas, p-value untuk multivariate skewness adalah 0.000223435
dimana p-value < α (0.05) sehingga dapat disimpulkan
bahwa data multivariate diatas tidak berdistribusi multinormal.
Hasil uji kenormalan antara dua
metode, yaitu Q-Q Plot (normal probability quantile-vs-quantile) dan Mardia
menghasilkan keputusan yang berbeda. Tetapi berdasarkan hasil simulasi, uji
kenormalan multivariate menggunakan Mardia Skewness dan Kurtosis merupakan uji
yang paling stabil dan handal. Salah satu sebab data tidak menyebar normal
adalah karena adanya data oulier. Oleh karena itu, akan dideteksi outlier.
Syntax outlier dapat diunduh pada
link : https://laci.bps.go.id/index.php/s/1GSpZ2JyM3LDpnS
MTB > %outlier.txt c1-c5
Data Display
Row
Kabupaten/Kota d f_value
sig_f
1 OKU 5,1433 1,623
0,243330
2 OKI 4,5081 1,317
0,328516
3 Muara Enim 1,5928
0,347 0,840253
4 Lahat 0,3101 0,061
0,992074
5 Musi Rawas 3,7939
1,023 0,441272
6 Musi Banyuasin 7,5992
3,475 0,050124
7 Banyuasin 1,1037 0,231
0,914892
8 OKUS 0,6537 0,132
0,967189
9 OKUT 1,8344 0,408
0,798843
10 OI 1,4508 0,312
0,863389
11 Empat Lawang 4,0368
1,118 0,401065
12
Palembang 12,9609 306,455
0,000000
13 Prabumulih 5,1804
1,642 0,238824
14 Pagar Alam 2,7809
0,676 0,623876
15 Lubuk Linggau 3,0510
0,762 0,573501
Terdapat satu kabupaten/kota yang dianggap outlier yaitu Kota Palembang. Hasil uji normal dengan Mardia memberi hasil bahwa data tidak
multinormal. Hal ini kemungkinan karena adanya data outlier. Untuk membuktikan
hal ini, kita perlu melakukan kembali uji kenormalan dengan Mardia.
Pengujian Kenormalan by Mardia
setelah Data Outlier dihilangkan
Output Minitab:
MTB > %outlier.txt c1-c5
Data Display
b1
7,73208
z1
23,8126
pvalue
0,250676
Multivariate kurtosis
Data Display
b2
22,4376
z2
-0,421908
pvalue
0,673092
Berdasarkan
output Minitab diatas, p-value untuk multiivariate skewness adalah 0,250676
dimana p-value > α (0.05) sehingga dapat disimpulkan
bahwa data multivariate diatas berdistribusi multinormal. Hal ini menjelaskan
bahwa penyebab data tidak multinormal adalah karena adanya data outlier.
ANALISIS
BIPLOT
Analisis Biplot dilakukan dengan
menggunakan software SAS. Syntax biplot dapat diunduh pada link https://laci.bps.go.id/index.php/s/mT6esPXfbySJZNB
Langkah-langkah analisis biplot:
* Buka program SAS dan copy-kan syntax Biplot pada menu editor
* Dannn taraaa... output dan grafik biplotpun langsung muncul.
Dari grafik biplot di atas, ada beberapa hal yang dapat kita analisis :
Langkah-langkah analisis biplot:
* Buka program SAS dan copy-kan syntax Biplot pada menu editor
* Dannn taraaa... output dan grafik biplotpun langsung muncul.
Dari grafik biplot di atas, ada beberapa hal yang dapat kita analisis :
Kedekatan Antar
Obyek
Kedekatan antar obyek dapat digunakan sebagai dasar untuk
pengelompokkan. Artinya obyek-obyek yang letaknya berdekatan memiliki
karakteristik yang hampir sama, sehingga dapat dikelompokkan ke dalam satu
kelompok. Pada grafik diatas, terlihat Lubuk Linggau, Prabumulih dan Pagar Alam
berdekatan (ketiga wilayah ini berstatus ‘kota’ di Provinsi Sumatera Selatan),
artinya ketiga kota ini memiliki karakteristik yang hampir sama.
Panjang Vektor
Panjang Vektor menyatakan varian dari masing-masing variabel.
Pada grafik diatas terlihat bahwa Kepadatan penduduk memiliki panjang vektor
yang terpanjang. Artinya kepadatan penduduk dari ke-15 kabupaten/kota di
Provinsi Sumatera Selatan memiliki keragaman yang tinggi, terutama di Kota
Palembang yang merupakan ibukota dari Provinsi Sumatera Selatan. Sementara
untuk Jumlah Penduduk Miskin juga memperlihatkan keragaman yang cukup tinggi.
Sementara untuk variabel IPM dan LPE menunjukkan varians yang sangat kecil.
Nilai Sudut Antar
Dua Peubah
Besar dari koefisien antar kedua vektor dapat diketahui
dengan menghitung nilai cosinus dari sudut yang dibentuk oleh kedua vektor
tersebut. Pada grafik terlihat bahwa nilai IPM dan LPE berhimpit (cos 0 = 1).
Artinya terdapat korelasi positif yang sempurna antara IPM dan LPE. Sementara
variabel Kepadatan Penduduk dan Jumlah Penduduk Miskin membentuk sudut sekitar
900 (cos 90 = 0), artinya tidak terdapat korelasi antara Kepadatan
Penduduk dengan Jumlah Penduduk Miskin di Sumatera Selatan.
Hallo, saya mau tanya
BalasHapusbiplot itu merupakan stat non-parametrik, dan stat non-parametrik itu tidak terikat dengan dist normal
dan menurut analisis diatas dilakukan uji dist normal itu tujuannya supaya apa ya? trimakasi
HALO INI ANALISIS BIPLOT NYA PAKE ALFA BRP YA?
BalasHapus