Alhamdulillah usia kehamilanku
sudah masuk 31 weeks. Tentang kehamilanku ini, rasanya tak henti-hentinya aku
bersyukur. Anak memang adalah hak Allah. Allah yang punya hak prerogatif untuk
menentukan kapan menganugerahi sepasang suami-istri seorang anak. Dan aku
bersyukur Allah mempercayakan amanah itu cepat kepada kami. Sebulan setelah
menikah, aku positif hamil. Sempat teringat bahwa aku sedikit ketar-ketir,
merasa khawatir untuk hamil, sebab saat itu aku dan suami masih dalam tahap
mengerjakan tesis. Segala kekhawatiran akan begini akan begitu, membuat aku berharap
belum diberi kehamilan. Astagfirullah. Tetapi di sisi yang lain, aku sungguh
sangat ingin memiliki anak. Jadi intinya, aku ini ingin tapi merasa belum siap.
Dua bulan setelah menikah, aku telat
datang bulan selama 3 hari padahal biasanya jadwal menstruasiku selalu teratur.
Suami sudah curiga, jangan-jangan aku hamil. Tetapi aku tetap keukeuh bahwa aku akan segera datang
bulan karena tanda-tanda yang kurasakan saat itu adalah tanda-tanda akan menstruasi.
Aku gak tahu kalau ternyata
tanda-tanda kehamilan mirip dengan tanda-tanda datang bulan. Suami menyarankan testpack, tapi aku menolak. Aku merasa
khawatir bagaimana kalau benar-benar hamil, sementara tesisku masih dalam
perjalanan untuk selesai. Tapi di lain sisi, aku ingin hamil. Akhirnya aku
bersedia testpack, garisnya hanya 1. Negatif! Selang beberapa hari kemudian,
aku tak kunjung menstruasi juga. Lagi-lagi, suami menyarankan tespack. Kelihatannya suamiku ini sudah
ingin sekali punya anak. Pagi hari setelah bangun tidur, aku testpack. Daann... garisnya 2! Aku dan
suami tercengang. Sesaat kemudian dia memelukku sambil berkata lirih, apa kita
sudah siap jadi orang tua ya?
Setelah aku betul-betul hamil, kekhawatiranku
menguap. Aku bahagia. Ketika pertama kali kontrol USG ke dokter, dokter
menyatakan kantung kehamilanku sudah ada, hanya janin belum kelihatan. Usia
kehamilanku diprediksi sudah 5 weeks
4 days. Itu artinya, sebulan setelah
menikah aku telah hamil. Alhamdulillah.
Hari-hari yang kulalui setelah
positif hamil, biasa-biasa saja. Kehamilanku hingga hari ini betul-betul tanpa
mual apalagi muntah. Tanpa ngidam. Tanpa pusing. Tanpa sembelit. Tanpa
insomnia. Tanpa kram-kram kaki. Hanya pinggang dan bokong yang sering sakit
jika seharian beraktifitas di luar. Kata suami, Dedek anak baik gak nyusahin Bubunnya. Hehe. Tetapi yang
namanya orang hamil untuk pertama kali, kecemasan demi kecemasan selalu
menghantui pikiranku. Bagaimana jika begini begitu. Apakah janinku baik-baik
saja. Apakah air ketubanku banyak. Dan masih banyak pertanyaan-pertanyaan yang
membuat aku sering galau tanpa alasan. Suami selalu berusaha menenangkanku dan
meyakinkan bahwa semuanya akan baik-baik saja.
Sebelum menikah, kami berencana
untuk jalan-jalan ke Bali atau kemana gitu
ketika ada waktu yang pas diantara kesibukan kami untuk menggarap tesis. Tetapi
agaknya keinginan itu harus dikubur dalam-dalam. Hamil muda menempuh perjalanan
dengan pesawat bukanlah ide yang bagus. Untuk mengobati kegagalan kami pergi ke
Bali (halah! :D), kamipun banting setir (dari yang tadinya setir pesawat jadi
setir kereta api) ke Malang. Tak jadi Bali, Malangpun jadi! Pergi ke Malangnya sudah
kubuat cerita tersendiri ya :D.
Dan sekarang kehamilanku memasuki
minggu ke-31. Waktu berjalan cepat. Segala kecemasan timbul tenggelam. Satu
kecemasan hilang berganti kecemasan yang lain pula. Tetapi begitulah nikmatnya
menjadi calon ibu. Apalagi di trimester ketiga ini, rasanya gerakan dedek
semakin terasa, hingga aku yakin bahwa memang ada kehidupan di dalam rahimku.
Bahwa ia memang ada. Memang nyata J.
Di usia kehamilan ini, Alhamdulillah akupun
tidak memiliki keluhan apapun selain pinggang dan bokong yang gampang sakit.
Kelihatannya urusan sakit pinggang dan bokong ini bawaan bayi deh, karena sejak awal kehamilanpun, aku
sudah merasakannya. Semoga kehamilanku berjalan lancar hingga si Dedek terlahir
ke dunia ini. Aamiin.
Itu bang al kayanya emang ga sabar jadi ayah, keseringan liat anak temen kalik :D
BalasHapusSemoga lancar lahirannya, sehat bayi, ibu, sama ayahnya.
Pindah ke aceh aja lah rin, biar aceh penuh trus aku pindah jawa *tetepmodus
Iya mil, mungkin krn ngeliat tmn2 di aceh dah pada punya anak tuuh :D aamiin..makasih mil..
HapusKl pindah ke aceh kyny opsi trakhir deh mil, haha.. bg al aj sendiriny udah gak betah tuh tgl d sana.. hayoo selesai kul mesti balik lho yaaa :D
baru ngeh. ini blog baru ya?
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
HapusIya... blog baru.. hehe.. tp dgn tampilan yg sama dgn blog lama
Hapus